welcome to my blog... sweet strawberry's diary..

tulisan yang ku tulis untuk mendeskripsikan perjalananku....

Mengenai Saya

Foto saya
banyak hal yang saya rasakan ketika menulis... saya suka menulis,dulu, sekarang dan saya ingin terus dapat menulis selagi saya bisa.. walaupun saya tidak tahu isi dari tulisan saya.. setidaknya ketika saya menulis saya menemukan identitas diri saya..

Jumat, 13 Januari 2012

Laporan mikroteknik pembuatan preparat squash

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PEMBUATAN PREPARAT SQUASH









Disusun oleh:

1.

M. Radian Nur A.

08304241034

2.

Errischa Megawati

08304241035

3.

Titis Nindiasari A.

08304241036

4.

Fransiska Riana Veni H.

08304241037

Prodi Pendidikan Biologi Subsidi 2008


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2010



PEMBUATAN PREPARAT SQUASH

A. TUJUAN KEGIATAN



Membuat Preparat untuk mengamati pembelahan mitosis pada akar bawang Allium cepa dan untuk menghitung jumlah kromosomnya

B. ALAT DAN BAHAN

1) Ujung akar Allium cepa (bawang merah)

2) HCL 1 M


3) Acetocarmin

4) Alkohol absolut –asam asetat (3:1)

5) Botol Flakon

6) Gelas benda dan penutupnya

7) Mikroskop

C. PROSEDUR KEGIATAN

1) Potong ujung akar Allium cepa dengan panjang 1 cm

2) Membuat larutan fiksasi dalam botol flakon dengan mencampurkan alcohol absolute dan asam asetat dengan perbandingan 3 : 1 (3 ml alcohol absolute + 1 ml asam asetat)

3) Memasukan potongan Allium cepa ke dalam larutan fiksasi.

4) Menfiksasi potongan akar Allium cepa selama jam di dalam kulkas. (bukan freezer)

5) Setelah 24 jam, mengambil fiksasi potongan akar Allium cepa dan dicuci dengan air biasa, pencucian di ulang sebanyak tiga kali.

6) Memasukan 1 ml HCl 1 M hingga semua poton

gan akar Allium cepa terendam.

7) Memanaskan di atas penangas air selama 8 menit dengan suhu 50-60o C

8) Mencuci akar Allium cepa dengan air sebanyak 3 kali, kemudian diwarnai dengan Asethokarmin dan dibiarkan selama 3 menit.

9) Mencuci akar Allium cepa yang telah diwarnai dengan air sebanyak 3 kali.

10) Mengambil 1 akar kemudian diletakan di gelas benda kemudian tutup dengan kaca penutup.

11) Menetak kaca penutup tepat di atas akar yang akan dia

mati untuk mendapatkan stsruktur akar yang tipis dan jelas diamati menggunakan mikroskop

12) Mengamati akar Allium cepa dengan menggunakan mikroskop.

D. HASIL PENGAMATAN

No

Gambar

Keterangan





A. Fase telofase awal




A


B. Fasetelofase akhir

E. PEMBAHASAN

Kegiatan ini bertujuan untuk membuat preparat untuk mengamati pembelahan mitosis pada akar bawang Allium cepa dan untuk menghitung jumlah kromosomnya. Praktikum ini mengguanakan Allium cepa karena pertumbuhan akar Allium cepa relatif cepat. Sehingga tidak memakan banyak waktu.

Tahap pertama dalam kegiatan ini adalah dengan memotong akar Allium cepa sepanjang 1 cm sebanyak 20 potong. Potongan dengan ukuran yang kecil ini diharapkan bisa masuk ke dalam botol flakon. Jumlah yang banyak dari potongan akar dimaksudkan sebagai antisipasi jika pada saat pengamatan ada potongan akar yang rusak. Pemotongan kami lakukan pada pukul 13.30 WIB. Tahap ke 2 adalah fiksasi potongan akar Allium cepa . Tujuan dari fiksasi ini adalah agar aktivitas sel pada saat dipotong tidak berlanjut ketahapan berikutnya tetapi tetap dalam kondisi yang sama dengan kondisi pada saat sel itu di potong. Fiksasi ini menggunakan alkohol absolute dan asam asetat. Keduanya dicampur dengan perbandingan 3 : 1 (3 ml alcohol absolute + 1 ml asam asetat). Fungsi alcohol dalam hal ini adalah untuk menyegarkan kembali sel-sel yang telah dimasukan ke dalam freezer semalaman. Sementara asam asetat berfungsi untuk mengembangkan sel. Percampuran dua fungsi yang berbeda ini dapat mempertahankan kondisi sel. Tahap ke 3 adalah mencuci dengan air sebanyak 3 kali. Tujuan pencucian adalah agar potongan akar bersih dari campuran larutan fiksasi. Tahap selanjutnya adalah menambahkan 1 ml HCL 1 N ke dalam botol flakon. Hal ini dilakukan sebagai permulaan dalam proses maserasi.

Maserasi merupakan proses perendaman sampel menggunakan pelarut organik pada temperatur ruangan yang bertujuan untuk mendegradasi. Sampel HCl dipilih karena HCl merupakan salah satu asam kuat yang dapat mendegradasi batas antarsel sehingga sel terpisah secara sempurna. Reaksi antara potogan akar dengan HCl akan berlangsung cepat apabila dipanaskan pada suhu 50-60oC. maserasi yang dilakukan akan membuat sel-sel terpisah dengan sempurna sehingga mempermudah dalam pengamatan. Pada proses pemanasan ini suhu tidak boleh melebihi 60oC karena akan merusak sel. Sebaliknya ketika di panaskan di bawah suhhu 50oC maka reaksi akan lambat. Selanjutnya setelah proses maserasi selesai, potongan akar kembali dicuci sebanyak 3 kali utnuk menghilangkan sisa-sisa HCl. Setelah dicuci potongan akar diwarnai menggunakan asethocarmin. Tujuan pewarnaan adalah agar sel-sel teramati dengan jelas menggunakan mikroskop terutama pada kromosomnya. Karena kromosom mengikat kuat warna dari asethokarmin. Hal ini akan memudahkan dalam mengidentifikasi tahap-tahap pembelahan mitosis pada sel. Karena tahap-tahap pembelahan mitosis dapat diketahui dengan cara melihat kondisi dan posisi kromosom. Setelah pewarnaan, potongan akar Allium cepa dicuci dengan air sebanyak tiga kali, kemudian akar diletakan pada gelas benda dan ditutup dengan kaca penutup. Setelah itu, kaca penutup ditekan dengan jari, hal ini dilakukan agar kita mendapatkan potongan akar Allium cepa yang lebih tipis sehingga mudah diamati menggunakan mikroskop. Langkah berikutnya adalah meletakan preparat segar pada meja object mikroskop, kemudian mengatur perbesarannya sehingga di dapatkan bayangan preparat yang jelas, yaitu pada perbesaran 600x.

Pada saat pengamatan kami menemukan sel-sel yang berada dalam fase telofase awal dan telofase akhir. Hal ini kami ketahui dengan melihat sekat (dinding yang pertama kali terbentuk sebagai pemisah antara 2 sel yang baru membelah) yang mulai terbentuk. Sehingga kami menyimpulkan bahwa sel tersebut sedang berada dalam fase telofase awal. Adapun sel lain yang dapat kami amati memiliki ciri-ciri bagiannya sudah utuh, dinding selnya terlihat jelas sehingga kami simpulkan sel tersebut berada dalam fase Telofase akhir. Pada pengamatan kali ini kami tidak dapat melihat kromosom yang terdapat pada inti sel, hal ini dikarenakan keterbatasan alat yang kami gunakan.

Pada praktikum kali ini, praktikan menyadari bahwa adanya kekurangan dalam pelaksanaan prosedur, sehingga hasil pengamatan yang praktikan lakukan kurang maksimal diantaranya :

1. Kurangnya pengalaman praktikan pada praktikum “Pembuatan Preparat Squash”

2. Keterbatasan waktu untuk melakukan pratikum.

3. Keterbatasan alat-alat yang tersedia.

F. KESIMPULAN

Berdasarkan praktiktum pembuatan preparat squash dan pembahasan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa pembuatan preparat squash untuk mengamati pembelahan mitosis pada akar Allium cepa berhasil kami lakukan tetapi kami tidak berhasil menghitung jumlah kromosomnya. Fase pembelahan yang berhasil kami amati adalah fase pembelahan telofase awal dan fase telofase akhir.

G. DAFTAR PUSTAKA

Ratnawati, dkk.2010.Petunjuk Pratikum Mikroteknik.FMIPA UNY: Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar