welcome to my blog... sweet strawberry's diary..

tulisan yang ku tulis untuk mendeskripsikan perjalananku....

Mengenai Saya

Foto saya
banyak hal yang saya rasakan ketika menulis... saya suka menulis,dulu, sekarang dan saya ingin terus dapat menulis selagi saya bisa.. walaupun saya tidak tahu isi dari tulisan saya.. setidaknya ketika saya menulis saya menemukan identitas diri saya..

Selasa, 02 Agustus 2011

mari belajar tentang Jaringan Tumbuhan

okay this is my second chance... aku mendapat kesempatan untuk mengajar di SMA... besok aku akan mengajar lagi dan kali ini tidak boleh terlambat masuk ke kelas.. :D,,, besok aku akan mengajar mengenai jaringan... well, apa sih kita akan pelajari tentang jaringan.... jadi jaringan itu adalah sekumpulan sel yang mempunyai struktur dan fungsi tertentu.. lalu mengapa kita perlu mempelajari jaringan? tentu, karena hal ini penting kita sendiri pun juga tersusun atas berbagai macam jaringan. untuk akli ini kita akan mempelajari mengenai jaringan tumbuhan... nah apa saja sih yang termasuk dalam jaringan tumbuhan?... okay kita mulai dari step paling awal.. jaringan tumbuhan terdiri dari 2 jenis jaringan... yang pertama adalah jaringan meristem atau jaringan muda atau sering disebut juga jaringan embrional, dan jaringan yang kedua disebut dengan jaringan dewasa. jaringan dewasa merupakan hasil diferensiasi dan spesialisasi dari jaringan meristem. mbak, apa bedanya diferensiasi dan spesialisasi? well, diferensiasi adalah proses pendewasaan atau proses pematangan, proses perubahan bentuk sel yang disesuaikan dengan fungsinya, sedangkan spesialisasi adalah untuk membentuk jaringan permanen/ dewasa, bisa dikatakan bahwa spesialisasi adalah pengkhususan sel untuk mendukung fungsi tertentu.

jaringan meristem dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu berdasarkan letak dan asalnya. berdasarkan asalnya jaringan meristem dikelompokan menjadi

  1. promeristem, jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih dalam tingkat embrio.
  2. meristem primer, meristem-meristem yang terdiri atas sel sel yang berasal dari sel-sel embrionik dan sel sel tersebut selalu melakukan pembelahan sehingga mengakibatkan pertumbuhan memanjang.
  3. meristem sekunder, meristem yang berasal dari jaringan dewasa yang berubah menjadi embrional kembali, i.e kambium dan kambium gabus

berdasarkan letakknya, jaringan meristem dibagi menjadi 3, yaitu

  1. meristem apikal, berdasarkan asalnya merupakan meristem primer. aktivitas meristem aikal adalah melakukan pertumbuhan primer . pada ujung meristem batang terdapat 3 zona, yaitu: a. daerah permbelahan (cleveage), b. daerah pemanjangan (elongasi), dan daerah pendewasaan (diferensiasi atau maturasi). pada ujung tudung akar, daerah meristemnya terdiri dari 4 zona yaitu daerah tudung akar (kaliptra),daerah permbelahan (cleveage), b. daerah pemanjangan (elongasi), dan daerah pendewasaan (diferensiasi atau maturasi). daerah pemanjangan dan pembelahan disebut sebagai daerah promeristem, sedangkan daerah diferensiasi disebut dengan daerah meristem. daerah meristem akan terbagi menajadi 3 jairngan meristem, yaitu protoderma, prokambium dan meristem dasar.protoderma selanjutnya akan terspesialisasi menjadi epidermis, prokambium akan terspesialisasi menjadi berkas pengangkut yang berupa floem primer dan xilem primer serta kambium. sedangkan meristem dasar akan terdeferensiasi menjadi parenkim (jairngan dasar). aprenkim selanjutnya dapat terspesialisasi menjadi kortesks, empulur sklerenkim, maupun kolenkim. parenkim dapat menjadi meristem kembali dan membentk meristem sekunder. pada bagian peling depan meristem akar terdapat tudung akar (caliptra/ colummella root cap) yang dibentuk oelh kaliptrogen. akliptra tersusun atas sel-sel parenkim yang tipis, berbentuk kubus, akya akan protoplasma dan sedikit sekali vakulola. fugsi kaliptra adalah melindungi titik tumbuh akar dan sebagai epnentu arah pertumbuhan akar sesuai dengan pengaruh gaya gravitasi bumi. selain itu, kaliptra akan mensekresikan senyawa polisakarida yang dapat melunakkan tanah sehingga ujung akar dapat menembus tanah.
  2. meristem interkalar, jairngan merustem yang terketak di bagian pangkal tiap-tiap buku pad tumbuhan yang berbuku-buku (rumput-rumputan). meristem ini aktivitasnya akan menyebabkan pertambahan dan diameter ruas batang.
  3. meristem lateral, jairngan meristem yang terletak sejajar dnegan permukaan organ tumbuhan tersebut, misalnya kambium dan kambium gabus (felogen). kabium termasuk meristem sekunder karena berasal dari parenkim yang bersifat meristem kembali.aktivitas meristem ini adalah melakukan pertumbuahnsekunder, yaitu pertambahan diameter batang. diameter batang dapat bertambah besar dikarenakan adanya pembelahan kambium ke arah dalam dan ke arah luar. kambium intravaskuler membelah ke arah dalam membentuk xilem sekunder dan ke arah luar membentuk floem sekunder. kambium intervaskuler membelah ke arah luar membentuk unsur kulit dan ke arah dalam membentuk unsur kayu. hasil pembelahan kambium akan mmebentuk lingkar kosentris yang disebut dengan lingkaran tahun, lingkaran tahun terbangun dari aktivitas pembelahan sepanjang tahun dan ketebalannya diperngaruhi oleh musim.

JARINGAN DEWASA

jaringan-jaringan dewasa yang merupakan hasil pendewasaan dari jaringan meristem meliputi 3 jaringan utama:

  1. jaringan epidermis, jaringan ini berfungsi untuk melindungi tubuh tumbuhan dari gangguan hewan atau manusia.jika dilihat dengan menggunakan mikrosop, sel-sel umumnya:
  • berbentuk seperti balok
  • tersusun sangat rapat
  • tidak terdapat rongga antar sel,
  • umumnya tidak mengandung kloroplas (kecuali pada sel penutup stoma dan epidermis pada tumbuhan paku)
  • mempunyai struktur sel yang sangat bervariasi dengan dinding sel tipis dan bersifat hidup/
  • permukaan jaringan epidermis biasanya ditutupi oleh lapisan lilin (kutikula).

sebagai fungsi perlindugan sel-sel epidermis mengalami beberapa modifikasi menjadi beberapa bentuk, yaitu

  • stomata (mulut daun)
  • trikomata (rambut-rambut)
  • lentisel atau mulut batang
  • bulu-bulu akar
  • spina (duri), spina terdiri dari 2 jenis yaitu spina palsu (emergensia) merupakan duri yang dibentuk oleh jaringan di bawah epidermis yaitu pada korteks batang (korteks merupakan jaringan yang terletak di bawah epidermis), spina asli merupakanduri yang dibentuk oelh jaringan dari dalam stele batang.
  • velamen
  • sel kipas, disebut juga sebagi motor cell atau bulliform cell. sel kipas merupakan alat tambahan pada epidermis bagian atas daun. sel kipas tersusun oleh beberapa sel berukuran lebih besar daripada sel-sel epidermis. sel kipas berfungsi sebagai penyimpan air. bila terjadi penguapan yang relatif besar, sel kipas akan menggulung untuk mengurangi penguapan lebih lanjut.
  • sel kersik, merupakan epidermis yang berisi kristal kersik (silika/ SiO2). sel-sel kersik terdapat pada tumbuahn Graminae. pada tumbuhan graminae misalnya tebu, adanya sel sel kersik menyebabkan batang tebu menjadi keras.

2. jaringan parenkim (dasar)

jaringan parenkim di sebut dasar karena berasal dari meristem dasar, jaringan ini juga belum banyak mengalami diferensiasi sehingga memungkinkan mengalami diferensiasi lebih lanjut menjadi kolenkim maupun sklerenkim, atau bahkan berubah menjadi meristem kembali untuk membentuk meristem sekunder. jairngan parenkim merupakan jairngan penyusun sebagian besar organ tumbuhan, baik pada akar, batang, daun, maupun biji.

jaringan parenkim berisi sel sel hidup yang belum banyak mengalami diferensiasi, berdinding tipis karena belum mengalami penebalan, dengan bentuk sel yang beraneka ragam: isodiametris, jaringan tiang, jaringan bunga karang, atau seperti bintang, tersusun longgar dengan banyak ruang antar selnya, masih kaya akan protoplasma.

berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dikelompokkan menjadi 4:

  • parekim asimilasi, parenkim yang mengandung klorofil da selanjutnya parenkim ini dapat berfungsi untuk fotosintesis/ asimilasi disebut klorenkim (parenkim asimilasi)
  • parenkim udara, jaringan parenkim pada tangkai daun enceng gondok berfungsi untuk menyimpan udara disebut sebagai aerenkim.
  • parenkim penyimpan cadangan makanan, tumbuhan yang dapat digunakan manusia sebagai sumber makanan, seperti batang sagu, akar ketela pohon, akar ketela rambat dll sebenarnya merupakan tempat menyimpan cadangan makanan hasil fotosintesis daun. sel sel daam jaringan ini dapat berisi karbohidrat, lemak, maupun protein
  • parenkim air, jika kita perhatikan batang anggrek yang hidup epifit, pada pangkal batangnya terlihat menggembung, pada tempat tersebut air disimpan untuk menjaga kekeringan di musim kemarau. sama halnya dengan tumbuhan kaktus yang batangnya juga berfungsi untnuk menyimpan air.
  • parenkim pengangkut, merupakan jaringan parenkim yang terdapat di sekitar xilem dan floem yang mengangkut air serta unsur-unsur hara serta parenkim yang mengedarkan zat zat makanan hasil fotosintensis.
  • parenkim penutup luka, merupakan jaringan parenkim yang mempunyai kemampuan regenerasi (pemulihan diri) dengan cara menjadi embrional (meristematik) kembali dengan cara membelah diri membentuk sel sel atau jaringan parenki, yang baru. parenkim penutup lluka ini disebut kambium gabus atau felogen,

3. berkas pengangkut

Jaringan pada tumbuhan yang berfungsi untuk proses transportasi terdiri dari xylem dan floem. Xylem berfungsi untuk mengangkut air, mineral dari akar ke daun, sedangkan floem utnuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh, kedua jaringan tersebut biasanya terorganisasi menjadi satu yang disebut berkas pengangkut. Berkas pengagkut pada tumbuhan monokotil bertipe kolateral tertutup, yang artinya antara floem dan xylem tidak dipisahkan oelh cambium, sedangkan berkas pengangkut pada tumbuhan dikotil bertipe kolateral terbuka dimana letak xylem dan floem dipisahkan oleh kambium

Xylem tersusun atas beberapa komponen yang berupa sel, yaitu trakea, trakeid, parenkim, dan xylem, dan serabut xylem.

· Tarkeid berupa sel mati yang kedua ujungnya runcing dan panjang dengan dinding yang berlubang sehingga memungkinkan terjadinya pengangkutan air dan mineral melalui noktah antar selnya.

· Trakea, merupakan sel mati yang berbentuk tabung dan berubang pada kedua ujungnya. Trakea dan trakeid mengalami penebalan pada dinding sel dari zat kayu/ lignin. Trakea bergungsi sebagai pembuluh angkut dan mineral utama pada xylem.

· Parenkim xylem terdiri atas sel sel hidup berdinding tipis yang di dalamnya banyak mengandung amilum dan lemak sebagai cadangan makanan.

· Serabut xylem merupakan sel sel sklerenkim dengan dinding yang lebih tebal, bentuk dan ukurannya lebih pendek dan sempit dibandingkan dengan trakeid, letaknya melekat pada trakeid sehingga sulit dipisahkan dengan trakeid. Serabut xylem berfungsi sebagai jaringan penguat pada berkas pengangkut.

Floem tersusun atas sel sel pembuluh tapis, sel pengiring, parenkim floem, dan serabut floem, floem mengalami penebalan selulosa dan pectin.

· Sel pembuluh tapis merupakan pembuluh sel yang memanjang dengan lempeng tapisan pada dinding selnya. Lempeng tapisan tersusun atas sejumlah lubang yang membatasi dua sel yang berdampingan.

· Sel pengiring merupakan sel hidup, ukurannya lebih kecil dari pembuluh tapis yang bersifat meristematis yang berperan member nutrisi pada pembuluh tapis.

· Parenkim floem, merupakan sel yang berbentuk tipis dan dindingnya memanjang dan terletak sejajar dengan sumbu berkas pengangkut. Parenkim floem berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan seperti zat tepung dan lemak.

· Serabut floem merupakan serabut sklerenkim yang berbentuk emmanjang dan berwujud sel mati yang berfungsi sebagai jaringan penyokong pada berkas pengangkut,

4. Jaringan penguat

Untuk menunjang berdirinya tumbuhan dengan kuat, tumbuahan di dukung oleh adanya jaringan penguat. Jaringan penguat pada tumbuhan ada dua macam, yaitu kolenkim dan sklerenkim. Keberadaan jaringan penguat pada suatu organ tidak selalu bersama-sama. Umumnya jaringan penguat pada suatu organ hanya satu, kolenkim atau sklerenkim. Sebagai jaringan penguat, sel sel jaringan sklerenkim dan kolenkim mempunyai struktur dinding yang berbeda jika dibandingkan dengan sel sel lainnya. Dinding sel jaringan penguat lebih tebal, walaupun ada perbedaan di antara keduannya. Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat yang berasala dari jaringan parenkim yang mengalami penebalan selulosa pada bagian sudut sudutnya sehingga sifat selnya merupakan sel yang hidup. Jaringan kolenkim berfungsi sebagai penguat pada tubuhan muda dan tumbuhan herba, baik pada tumbuhan akar, daun, batang maupun bunga dan buah.

Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat yang sel selnya sudah mati dengan penebalan lignin secara melingkar. Jaringan sklerenkim banyak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan, yaitu pada tumbuhan monoktil dan dikotil yang sudah tua. Sel sel sklerenkim dibedakan menjadi sklereid dan serat (serabut). Serat biasanya lebih panjang daripada sklereid.

a. Sklereid, sel sklereid mempunyai dinding sel yang keras, sehingga serig disebut sel batu. Pada tumbuhan, sklereid terdapat pada berkas pengangkut, sel sel parenkim. Korteks batang, tangkai daun, daging daun, akar, buah dan biji. Pada biji sklereid biasanya terdapat pada kulit biji.

b. Serat (serabut)

Sklerenkim yang berbentuk serat mempunyai ukuran panjang yang bervariasi dan terdapat pada berbagai organ tumbuhan. Kebanyakan serat merupakan elemen yang panjang dengan ujung akar, batang, daun dan buah. Di dalam berkas pengangkut, selain floen dan xylem juga diperkuat dengan adanya serat serat sklereid. Pada daun tumbuhan monokotil, serat tidak hanya terdapat sebagai sarung berkas pengangkut, tetapi juga meyebar diantara epidermis atas dan epiodermis bawah. Tanaman yang mempunyai serat keras, misalnya Agave sisalana, Musa textilis, sedangkan yang mempunyai serat luak misalnya serat kapas dan randu.

ORGAN TUMBUHAN

Kumpulan dari berbagai macam jaringan akan mendukung satu fungsi tertentu disebut dengan organ, organ pada tumbuhan terdiri atas 3 macam, yaitu akar, batang dan daun, setiap organ pada tumbuhan mempunyai fungsi yang khas, selain menjalankan fungsi khusus, organ dapat bermodifikasi menjadi bentuk lain seperti akar dapat menjadi umbi, batang dapat berubah menajadi rimpang atau umbi batang, dan daun dapat bermodifikasi menjadi bunga dan buah.

1. DAUN

Daun pada tumbuhan umumnya berbentuk lembaran dan berwarna hijau. Struktur berupa lembaran dan berwarna hijau berkaitan dengan fungsinya untuk menyerap cahaya matahari oleh zat hijau daun (klorofil) untuk mensitesis bahan anorganik menjadi bahan organic melalui proses fotosintesis.

Struktur daun secara morfologis tampak berupa tangkai daun, lembaran daun, dan tulang daun. Lembaran daun apabila dilihat secara anatomis akan tersusun atas jaringan epidermis atas, mesofil (daging daun) dan epidermis bawah. Tulang daun secara anatomis berupa berkas pengangkut yang terdiri atas cincin berkas pengkut, floem dan xylem.

Struktur anatomis penyusun daun terdiri atas jaringan utama, epidermis mesofil, dan berkas pengangkut. Pada daun monokotil, mesofilnya tidak terdiferensiasi. Pada daun dikotil mesofilnya terdeferensiasi menjadi parenkim palisade dan parenkim spons (bunga karang). Warna hidau daun, disebabakan oleh klorofil yang banyak terkandung pada parenkim palisade sehingga berfungsi untuk tempat fotosintesis. Jaringan parenkim spons hanya sedikit mengandung klorofil, berfungsi menyimpan hasil fotosintesis untuk sementara waktu. Warna daun bagian atas lebh berwarna hijau tua dibandingkan dengan permukaan bawah daun dikarenakan jaringan palisade bagian atas berlapis lapis, sedangkan pada permukaan bawah hanya selapis atau tidak terdapat jaringan palisade pada permukaan bawah di sebelah dalam dari epidermis bawah daun. Pertulangan daun yang tampak dari luar dapat sejajar atau menyirip ternyata berisi berkas pengankut yang terdiri atas xylem dan floem yang diselubungi sklerenkim.

2. BATANG

Batang tumbuhan tampak dari luar merupakan struktur tumbuhan yang kokoh, kuat dan pada umumnya berbentuk silinder. Pada saat muda batang berwarna hijau kekuningan karena epidermis dan parenkimnya masih membantu aktifitas fotosintesis. Setelah tua, klorofil mengalami degenerasi dan menjadi berwarna coklat batang berfungsi sebagai penyangga tubuh tumbuhan, tempat melekatnya akar dan daun.

Struktur morfologis batang tumbuhan monokotil tampak beruas dan tidak bercabang serta tampak tidak mengalami pertumbuhan sekunder yang berupa penambahan diameternya. Batang dikotil tampak tidak beruas, bercabang dan mengalami pertumbuhan sekunder dengan bertambah besarnya diameter batabg.

Struktur jaringan penyusun batang dari luar ke dalam terdiri atas ajringan epidermis, parenkim korteks, endodermis dan silinder pusat. Silinder pusat batang tersusun secara urut dari luar ke arah dalam yaitu perikambium, berkas pengangkut dan empulur. Struktur penyusun batang monokotil dan dikotil berbeda. Perbedaanya terletak pada jaringan silinder pusat, letak dan tipe berkas pengangkut, serta cambium. Batang dukotil yang mempunyai silinder pusat (empulur), letak berkas pengangkutnya teratur melingkar, dan tipe berkas pengangkutnya bertipe kolateral terbuka dan mempunyai cambium. Batang monokotil tidak mempunyai empulur , berkas pengangkutnya bertipe kolateral tertutup dan letak berkas pengangkutnya tersebar tidak teratur di korteks.

Akar merupakan bagian tubuh tumbuhan yang berada di dalam tanah, akar mempunyai fungsi untuk meyerap air dan mineral, serta menopang tegaknya batang tumbuhan. Akar tumbuh dari akar lembaga (radicle). Struktur morfologis akar tumbuhan terbagi menjadi dua macam, yaitu akar serabut yang dijumpai pada tumbuhan monokotil dan akar tunggang yang dijumpai pada tumbuhan dikotil.

Struktur anatomis jaringan penyusun akar secara umum dari luar kearah dalam terdiri atas epidermis, parenkim korteks, endodermis dan silinder pusat. Silinder pusat akar secara urut tersusun daru luar ke arah dalam, yaitu perisikel, berkas pengangkut, dan empulur. Pada jaringan endodermis sel selnya mengalami penebalan zat gabus (suberin). Penebalan itu tampak seperti titik titik gabus sehingga disibut titik kaspari dan kemudian menebal membentuk bangunan seperti pita dan disebut pita kaspari. Selanjutnya penebalan sampai kepada dinding sel yang berhadapan dengan stele sehigga membentuk bangunan seperti huruf dan disebut sel U. tetapi ada beberapa sel endodermis yang letaknya segaris dengan xylem tidak mengalami penebalan pada dinding selnya sehingga air tetap dapat masuk ke bagian silinder pusat. Sel sel itu disebut dengan sel peresap atau sel penerus.

Struktur jaringan penyusun akar monokotil dan dikotil berbeda, perbedaanya terletak apda jumlah lapisan perisikel, letak floem dan xylem, cambium, serta ada tidaknya empulur. Akar dikotil tidak mempunyai empulur. Cambium dan lapisan perisikelnya satu lapis. Floem dan xylem berselang seling, dipisahkan oleh cambium yang membentuk bangunan seperti bintang. Perisikel berfungsi untuk membentuk cabang akar.

Akar monokotil mempunyai empulur, cambium dan xylem ada di tengah batang dikelilingi oleh floem serta perisikelnya dua selapis.

5. APLIKASI PENGETAHUAN JARINGAN UNTUK TRANSPORTASI ZAT PADA TUMBUHAN.

Tumbuhan memerlukan air dan mineral yang berada di lingkungan. Air dan mineral dari dalam tanah diambil melalui proses penyerapan yang dilakukan oelh akar, terutama oleh bulu bulu akar. Proses penyerapan air dilakukan secara osmosis dan penyerapan mineral yang terlarut dalam air tanah dilakukan secara difusi. Air tanah dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu air kimia, air higroskopis (hidrasi), air kapiler, dan air gravitasi. Tidak semua jenis air tanah sedia untuk tumbuhan, sebab air kimia adaah air yang bersenyawa dengan misel misel tanah sehingga terikat kuat oleh butiran tanah, air higroskopis adalah air yang menyelimuti misel dan terikat atau menempel sangat kuat pada butiran tanah sehingga kedua macam air ini tidak daoat diserap epidermis akar. Air kapiler adalaj air yang mengisi ruang ruang antar partikel tanah sehingga memungkinkan air diambil oleh epidermis akar atau tersedia bagi tanaman. Air gravitasi adalah air yang cepat bergerak kebawah dikarenakan gaya gravitasi sehingga kurang tersedia bagi tumbuhan.proses penyerapan air oleh akar tumbuhan berlangsung sepanjang waktu, sebab tumbhan dapat selalu menjaga tekanan osmosis selnya selalu lebih tinggi dibandingakan dengan tekanan osmosis air tanah. Cara tumbuhan unutk mempertahankan tekanan osmosisnya yaitu dengan melakukan proses pengeluaran air dengan cara transpirasi maupun gutasi. Tekanan osmosis disebut juga tekanan potensial osmotil sel, dapat diartikan sebagai kemampuan sel untuk menyerap air dari lingkungan. Semakin besar tekanan osmotik suatu sel, maka semakin tinggi kemampuan sel untuk mengambil air dari lingkungannya. Selain tekanan osmosis,s el mempunyai tekanan turgor yang merupakan tekanan air terhadap membrane yang melekat pada membrane sel. Tekanan turgor ditentukan olrh kandungan air di dalam sel. Apabila sel mengalami penurunan jumlah air secar terus menerus berarti terjadi penurunan turgor yang semakin rendah. Penurunann tekanna turgor yang secara terus menerus ini dapat menyebabkan lepasnya membrane sel yang melekat pada dinding sel yang disebut plasmolisis.

Air yang diserap oleh epidermis selanjutnya akan mengalami serangkaian proses pengangkutan ke daun sebagai bahan dasar untuk fotosintesis. System pengangkutan dibedakan menjadi dua, yaitu pengankutan ekstravaskuler dan pengangkutan intavaskuler.

a. Pengangkutan ekstravaskuler

Pengangkutan ekstravaskuler adalah pengangkutan air dan mineral yang berlangsung di luar berkas penangkutan pengankutan berlangsung dengan dua macam cara, yaitu pengangkutan apoplas dan pengankutan simpals.

· Pengangkutan apoplas, system pangangkutan ekstravasikuler yang berlangsung melalui ruang ruang antar sel. Pengangkutan ini terjadi pada pengangkutan air yang melalui jaringan endodermis yang dindingnya terdapat pita kaspari yang sulit ditembus air.

· Pegangkutan simplas, yaitu system pengangkutan ekstrvaskuler yang berlangsung melalui sitoplasma antar sel yang dibantu oleh plamodesmata. Pengangkutan inni terjadi pada pengangkutan air sejak dari epidermis sampai silinder pusat akar yang di dalamnya terdapat xylem. Dalam pengangkutan simplas ini berlangsung secara difusi osmosis kecuali pada perpindahan dari korteks ke endodermis dan endodermis menuju ke perisikel yang berlangsung secara transport aktif. Secara skematis jalur pengangkutan ekstravaskuler secara simplas, yaitu bulu bulu akr (epidermis)- korteks- endodermis – perisikel – silinder pusat- xylem akar.

b. Pengangkutan intravaskuler

Pengangkutan intravaskuler adalah pengangkutan zat dalam tubuh tumbuhan yang melalui berkas pengangkut. Pada pengangkutan ini dikenal dengan dua istilah pengangkutan air dan mineral oleh xylem disebut transporatasi, sedangkan pengangkutan hasil fotosintesis oleh floem disebut dengan translokasi.

Pengangkutan air melalui xylem dipengaruhi oleh factor intern maupun eksteren. Factor intern yang berpengaruh adalah adalah lebar, panjang, dan jumlah pembuluh xylem. Factor eksteren yang berpengaruh adalah ketersediaan air dalam tanah, kelembaban udara, suhu udara tekanan udara dan kecepatan angin.

Pengangkutan air dan mineral dari xylem akar ke xylem batang dan kemudian samoai ke xylem daun dapat terjadi karena adanya kekuatan kekuatan seperti daya tekan akar, daya kapilaritas xylem dan daya isap daun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar