welcome to my blog... sweet strawberry's diary..

tulisan yang ku tulis untuk mendeskripsikan perjalananku....

Mengenai Saya

Foto saya
banyak hal yang saya rasakan ketika menulis... saya suka menulis,dulu, sekarang dan saya ingin terus dapat menulis selagi saya bisa.. walaupun saya tidak tahu isi dari tulisan saya.. setidaknya ketika saya menulis saya menemukan identitas diri saya..

Jumat, 10 Juni 2011

vermikomposting

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOLOGI TANAH PEMBUATAN KOMPOS

DENGAN TEKNIK VERMICOMPOSTING



Disusun oleh:
Eri Setyawan (08304241009)
Septiana Retno (08304241012)
Siti Wachidatun (08304241027)
Fransiska Riana Veni H. (08304241037)

Pendidikan Biologi Subsidi

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2011


PEMBUATAN KOMPOS DENGAN TEKNIK VERMICOPOSTING

A. Tujuan

Mengetahui cara pembuatan kompos dengan teknik vermikomposting

B. Landasan teori

Vermicomposting adalah teknik pengomposan dengan menggunakan cacing tanah untuk mengubah bahan organik menjadi kompos yang berkualitas. jika tumpukan limbah organik setiap hari ditambah tumpukan limbah organic baru proses dekomposisi limbah organic berlangsung sangat lambat sehingga dibutuhakan agen pembantu yang dapat membantu proses dekomposisi limbah organic. Dalam teknik vermicompositing agen panbantu tersebut adalah cacing tanah.

Vermicomposting mengandung sebagian besar kotoran cancing yang disebut casting dan bahan-bahan organic yang telah membusuk. Pada keadaan ideal, setiap hari cacing dapat memakan bahan organic paling tidak sama dengan berat tubuhnya. Dalam usus cacing bagian interior menghasilkan bahan organic yang dapat diasimilasi oleh mikroba, sehingga melipatgandakan jumlah populasi mikroflora yang disebut dengan priming effect. Dengan demikian pencernaan substrat organic berlangsung lebih cepat. Perlu diketahui dalam usus cacing ini, bakteri pathogen akan mati. Oleh karena jumlah dan kualitas bahan organic di dalam kascing lebih tinggi dari pada bahan organic di sekitarnya, maka populasi mikroba juga meningkat.

Kotoran cacing (kascing) juga mengandung 5 kali lipat nitrogen, 7 kali lipat fosforus, 11 kali lipat potassium lebih banyak dari tanah biasa. Kasting juga kaya akan asam humat yang memiliki keseimbangan pH yang sempurna dan mengandung factor-faktor pertumbuhan tanaman.

C. Alat dan bahan

Alat bahan:

1. Baskom yang sudah dilubangi

2. Bubur kertas yang terbuat dari kertas kardus

3. Air

4. Seresah

5. Karung goni

6. Timbangan

7. Cacing 102 ekor

8. Thermometer

9. pH meter

10. sekop kecil

D. Cara Kerja

1. Memasukkan satu lapis bubur kertas ke dalam baskom secara merata.

2. Memasukkan seresah yang sudah dibaasahi dengan air ke dalam baskom di atas lapisan bubur kertas tersebut.

3. Memasukkan cacing ke dalam baskom di atas permukaan seresah.

4. Menambahkan kembali satu lapis bubur kertas.

5. Menutup dengan karung goni dan didiamkan selama 7 hari.

6. Setelah 7 hari, karung goni dibuka, kemudian dilihat apakah sudah ada kotoran cacing pada permukaan media.

7. Mengukur suhu dan pH media.

8. Cacing dipisahkan dari media, kemudian dihitung jumlahnya dan ditimbang.

9. Cacing dan media dimasukkan kembali kedalam baskom dan didiamkan selama 7 hari lagi.

10. Setelah 7 hari berikutnya, media diukur lagi suhu dan pH nya kemudian dihitung dan ditimbang cacingnya.

11. Cacing dan media dikumpulkan dalam satu tempat yang lebih besar.

E. Hasil Pengamatan

7 hari pertama:

· Sudah terdapat kotoran cacing pada tepi media.

· pH=4

· suhu= 26,5oC

· jumlah cacing=102 ekor

· berat cacing=75 gr

· cacing berubah menjadi lebih besar dann berwarna lebih hitam.

Hari ke 14

· jumlah cacing=97 hari kedua

· pH=4,8

· suhu=28oC

· berat cacing=100 gr

F. Pembahasan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan kompos dengan teknik vermicomposting. Teknik vermicomposting merupakan teknik pengomposan dengan bantuan cacing tanah untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organic. Pada praktikum kali ini kami menggunakan bubur kertas yang terbuat dari kertas kardus yang tidak terdapat tinta, untuk meminimalisir bahan kimia. Bubur kertas digunakan sebagai media aklimatisasi (penyesuaian) cacing, karena bubur kertas bersifat netral. Dengan harapan apabila cacing tidak cocok dengan kondisi seresah,maka cacing dapat berpindah kedalam bubur kertas. Seresah digunakan sebagai bahan organic yang akan didekomposisi oleh cacing. Seresah harus dibasahi dengan air terlebih dahulu agar kondisi media menjadi lembab dan disukai cacing. Kami menggunakan 102 ekor cacing tanah yang dimasukkan secara bergerombol, karena perilaku cacing lebih nyaman jika bergerombol. Semua bahan tersebut dimasukkan ke dalam baskom yang diberi lubang pada permukaan bawahnya. Hal ini dimaksudkan agar air dapat keluar dan tidak tergenang dalam baskom. Bahan yang pertama kali dimasukkan adalah bubur kertas. Bubur kertas ini dimasukkan secara merata pada permukaan bawah baskom. Kemudia di atas nya ditambahkan seresah yang sudah dibasahi dengan air. Setelah itu cacing ditambahkan di permukaan seresah. Bubur kertas ditambahkan kembali pada lapisan paling atas media. Media tersebut di tutup dengan karung goni untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai bagi cacing tanah (suhu, kelembaban, oksigen dan cahaya). Setelah itu media di diamkan selama 7 hari

Setelah 7 hari, media diamati apakah sudah terdapat kotoran cacing pada permukaan media. Dari hasil pengamatan, pada permukaan media sudah terdapat sedikit kotoran cacning yang berwarna hitam. Kemudian media diukur suhu dan pHnya, dari hasil pengukuran di dapat suhu media 26.5 derajat celcius, dan pH media 4. Selanjutnya kami mengihitung jumlah cacing yang ada pada media dan menimbang beratnya. Dari hasil perhitungan ada 102 ekor cacing pada media dan beratnya 75 gram. Ukuran cacing bertambah besar dibandingkan ketika pertama kali dimasukan kedalam media. Warnanya yang semula berwarna merah menjadi lebih hitam. Cacing dan media dimasukan kembali ke dalam baskom dan ditutup kembali dengan karung goni. Media didiamkan selam 7 hari lagi.setelah 7 hari berikutnya kami mengamati kembali kondisi media dan melakukan pengukuran terhadap suhu dan pH media, jumlah dan berat cacing. Dari hasil pengamatan dan pengukuran di dapat bahwa suhu media ada 28 derajat celcius dengan pH 4.8. sedangkan jumlah cacing berkurang menjadi 98 ekor dan berat bertambah menjadi 100 gram. Setelah itu media dan cacing dimasukkan ke dalam wadah yang lebih besar dan dibiarkan sampai menjadi kompos.

G. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa pengomposan dengan teknik vermicomposting ini merupakan cara pembuatan kompos dengan menggunakan bantuan cacing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar